Sabtu, 31 Desember 2022

GEMA ALAM NTB : "Sungai Belimbing Terkontaminasi Mikroplastik"

Aktivis GEMA ALAM NTB  Brand Audiit di Pantai labuan Haji (1/1/2023)

Gerakan Masyarakat Cinta Alam Nusa Tenggara Barat (Gema Alam NTB), Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (OASISTALA) Nusa Tenggara Barat , Karang Taruna Serawah Mimbar Kelurahan Sekar Teja Kota Selong NTB  dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan kegiatan Jelajah Sungai  Belimbing  hingga Muara sungai di Labuhan Haji di Kota Selong Kabupaten Lombok Timur, NTB. Tim Jelajah Menemukan Pencemaran Mikroplastik  152 Partikel Mikroplastik dalam 100 liter air, seratusan Pohon plastik dan 5 Produsen yang sampahnya mencemari sungai Belimbing, PT Wings, PT Marimas Putra, PT Ajinomoto, PT Indofood, PT Unilever dan “Seharusnya Perempuan menjadi ujung tombak pengelolaan sampah di Lombok Timur, perlu upaya Edukasi, Perempuan dilibatkan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sampah , Perempuan memiliki peran penting dalam pengendalian sampah plastik karena perempuanlah yang setiap hari berjibaku dengan sampah domestik” Ungkap Haiziah Gazali, lebih lanjut Ketua Gema Alam NTB ini menjelaskan jika perempuan teredukasi tentang bahaya penggunaan plastik sekali pakai pada kesehatan dan lingkungan  maka volume sampah plastik sekali pakai bisa dikurangi dalam setiap rumah tangga.

SUNGAI INDONESIA DARURAT SAMPAH PLASTIK, INI 6 CARA PENYELESAIANNYA

Sampah Menumpuk di Muara Sungai Belimbing, Kota Selong NTB
Sungai-sungai Indonesia dipernuhi oleh sampah Plastik, Temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menyebutkan semua sungai yang telah di kunjungi di Pulau Jawa, Sumatera, Bangka, Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Ternate, Papua, Ambon, Timor, Sumbawa dan Pulau Lombok telah terkontaminasi mikroplastik. Sumber mikroplastik berasal dari sampah plastik yang hanyut di sungai. "sungai telah berubah menjadi tempat sampah karena minimnya layanan sampah oleh Pemerintah daerah, masyarakat tidak disediakan tempat sampah yang cukup sehingga mereka membuang sampah ke sungai," Ungkap Kholid Basyaiban, Lebih lanjut Koordinator Advokasi Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) menjelaskan ada 6 cara yang bisa dilakukan Pemerintah untuk membebaskan Sungai-sungai Indonesia dari sampah plastik.

Jumat, 30 Desember 2022

Terkontaminasi Mikroplastik, Air Bendungan Beringin Sila Yang Diresmikan Jokowi

cek Mikroplastik Saluran air dari Bendungan Beringin Sila, Desa Motong 

Setelah di resmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis, 29 Desember 2022.  Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) pada Melakukan uji mikroplastik dalam air Bendungan Beringin Sila. Hasilnya menunjukkan bahwa air bendungan yang terletak di Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah terkontaminasi Mikroplastik. “air bendungan Beringin Sila terkontaminasi Mikroplastik, ditemukan 42 partikel mikroplastik dalam 100 liter air,” Ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut Peneliti ESN menjelaskan bahwa kontaminasi mikroplastik berasal dari sampah plastik yang terpecah kemudian larut di dalam air, partikel plastik berukuran lebih kecil dari 5 mm hanya bisa dilihat dibawah mikroskop, ukuran plastik yang kecil ini disebut mikroplastik. “Jenis yang ditemukan dalam air Bendungan Beringin Sila adalah jenis fiber, lembaran atau filament dan cuilan plastik atau fragmen, sumbernya berasal dari tas plastik, benang, tali plastik, sachet pembungkus atau sampah plastik yang dibuang dalam aliran sungai,” Pungkas Prigi Arisandi.

Kamis, 29 Desember 2022

Pemerintah Abaikan Pengelolaan Sungai Indonesia

Pemantauan Limbah Cair PT Pakerin dalam Episode Ekspedisi3Sungai

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara sejak Maret 2022 Hingga Desember 2022 telah melakukan survey tentang persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sungai di Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1148 yang berdomisili di 166 Kota dalam 30 Propinsi . 92% responden menyatakan bahwa Ekosistem sungai sangat penting bagi kehidupan manusia dan menunjang Pembangunan Indonesia, namun 82% menyatakan Pemerintah Indonesia Masih mengabaikan Pengelolaan sungai di Indonesia, dampaknya 68 sungai Indonesia tercemar mikroplastik yang berasal dari pecahan sampah plastik yang dibuang ke Sungai, Indonesia menjadi negara tercepat kedua di Dunia dalam kepunahan ikan air tawar. Selain karena limbah domestic (rumah tangga) yaitu sampah dan limbah cair, Limbah Industri, Deforestasi, aktivitas tambang dan kegiatan Perkebunan sawit dan pertanian menyumbangkan polutan pestisida dan pemupukan. Masyarakat Indonesia membutuhkan informasi agar lebih mengenal sungainya.

Rabu, 28 Desember 2022

SUNGAI INDONESIA HARUS NIHIL SAMPAH PLASTIK

Tim ESN mejeng di depan SKYFLORES Hotel Ruteng

Sejak 1 Maret 2022, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memulai pengelanaanya dari Hulu Sungai Brantas di Wonosalam Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan Sampai 28 Desember 2022 tim ESN sudah sampai di Kota Dompu Nusa Tenggara Barat. Dalam penelusuran selama 10 bulan terpantau tidak seriusnya Pemerintah Kota/Kabupaten dalam pengelolaan sampah. " Sepanjang perjalanan dari Pelabuhan Sape, Bima hingga di Kota Dompu, sepanjang jalan kami melihat sampah tercecer dan puluhan timbulan sampah di tepi jalan, di pinggir sungai, di jembatan dan tepi hutan, bahkan sampah dimasukkan dalam sak dan kemudian di tumpuk di tepi jalan, minimnya fasilitas pengelolaan sampah membuat masyarakat tidak punya alternatif pembuangan sampah'" ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut peneliti ESN ini menyebutkan bahwa sungai selalu menjadi tempat buangan sampah. "Bahkan sampah yang teronggo dijalan saat hujan akan terhanyut masuk kedalam badan air," Ujar Prigi Arisandi.

TATA KELOLA SAMPAH BURUK, MIKROPLASTIK BANJIRI SUNGAI-SUNGAI INDONESIA

Joki Kuda menuntun Kuda disamping tumpukan sampah plastik di Pantai Bima
Rabu (28/12/2022). Angin barat membawa sampah plastik ke tepi pantai

"Mikroplastik ditemukan dihampir semua Sungai Indonesia, Hanya di Sumber Air Way Sekampung dan Hulu Air Bengkulu di Desa Rindu Hati kami tidak menemukan mikroplastik" ungkap Rafika Aprilianti, lebih lanjut Peneliti Ecoton ini menjelaskan bahwa mikroplastik dalam air sungai akan mengancam kesehatan manusia karena 84% bahan baku air  minum penduduk Indonesia berasal dari air permiukaan, dibutuhkan upaya pengendalian sumber mikroplastik yang dibuang ke sungai berasal dari sampah plastik dan limbah Industri terutama Pabrik kertas dan tekstil. 

Senin, 26 Desember 2022

Jalankan Tradisi Fang Seng, Young Budhhist Association Lepas Ribuan Ikan di Kali Surabaya

Pelepasan ribuan Belut di Kali Surabaya (24/12/2022)

(Wringinanom, Sabtu, 24 Desember 2022) Young Buddhist Association Indonesia (YBAI) bersama Ecoton melepaskan ribuan jenis ikan di Sungai Kali Surabaya, yang melewati Desa Wringinanom. Dalam rangkaian acara Fang Seng YBAI menggalang dana untuk pembuatan trashboom untuk mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke Laut. "Kegiatan fang Seng yang di gelar YBAI dan Ecoton rutin setiap tahun dan menjadi indikasi semakin membaiknya kualitas air Kali Surabaya" Ungkap Azis, lebih lanjut Deputi Eksternal dan Kemitraan Ecoton ini menjelaskan bahwa  Fang Sheng merupakan salah satu amalan dalam Agama Buddha untuk melepaskan satwa teraniaya ke alam bebas.

Senin, 19 Desember 2022

Museum of Plastics as an Environmental Advocacy tool

 


"Art is a vital tool in mobilising and strengthening movements worldwide as it enables people to communicate innovative ideas and issues quickly and powerfully for positive change"

Mahasiswa PPM Universitas Airlangga Kunjungi Museum Plastik Ecoton : "Perkuat Wawasan Lingkungan"

Berpose didepan Lorong botol plastik

(Minggu 18 Desember 2022) 80 Mahasiswa Program Pertukaran Pelajar Mahasiswa Merdeka (PPM) Batch 2 dari berbagai Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia mengunjungi Yayasan Ecoton untuk mengunjungi museum plastik yang berada di gedung inspirasi Desa Wringinanom kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Kunjungan dibuka dengan sambutan Direktur Eksekutif ECOTON, dalam sambutannya Daru Setyorini mengajak Anak Muda Indonesia untuk ikut terlibat dalam upaya-upaya pengendalian sampah plastik di lingkungan sekitar. "Indonesia dikenal menjadi negara penyumbang sampah plastik ke lautan, sebagai pengguna plastik terutama packaging makanan dan minuman maka anak Muda harus ikut mengendalikan produksi sampah plastik dengan menerapkan gaya hidup yang mengurangi bahkan tidak menggunakan lagi plastik sekali pakai," Ungkap Daru Setyorini.

Sabtu, 17 Desember 2022

Daru Setyorini : "Deterjen Ancaman Serius Sungai-Sungai Indonesia"

Dr Daru Setyorini S.Si., MSi Direktur Eksekutuf Ecoton
Sungai Berbusa dan menimbulkan "Unthuk" atau busa putih dan bila dilihat dalam foto akan menyerupai salju adalah fenomena rutin yang terjadi saat musim kemarau di Kota Surabaya, sebelumnya pada tahun 2021 ada di Tambak Wedi dekat Jembatan Suramadu, pada 2 Agustus 2022 terjadi lagi di Kalidami. Untuk membahas fenomena Sungai Salju ini Ceritamundu mewawancari Dr Daru Setyorini S.Si., MSi, Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton). Minggu 18/12/2022 Menjelang Final Piala Dunia di Qatar antara Argentina Vs Perancis.

5 Produsen Pencemar Sungai Kemuning dan Barito

Aksi Menuntut EPR pada PT Wings di Surabaya
Pada Sabtu hingga minggu (3-4/Aguustus/2021) Tim Ekspedisi sungai Nusantara berkolaborasi dengan Komunitas Young Solidarity Banjar Baru dan Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan melakukan kegiatan Brand Audit di Sungai Kemuning Banjar Baru, Sungai Barito dan Sungai Martapura. “Kami melakukan audit terhadap brand atau merk sampah plastik yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Kalimantan Selatan untuk mengetahui produsen apa yang paling banyak mencemari sungai-sungai kita” Ungkap Lisber Halomoan, lebih lanjut Aktivis Perkumpulan Telapak Kalimantan Selatan menyatakan bahwa sampah-sampah plastik yang paling banyak ditemukan adalah packaging dari produsen kebutuhan sehari-hari seperti PT Unilever, PT Wings, PT Indofood, PT Nestle dan PT Unicharm Produsen pembalut wanita dan Popok bayi.

Minggu, 11 Desember 2022

Prigi : "I want the health impact of microplastics to become a hot topic in coffee shops"

 Why do you always talk about the river? 

Prigi Arisandi and Amiruddin Muttaqin in the Nusantara River Expedition Mission
Detecting microplastic in 68 River in Indonesia (11/12/2022)

      I love My river, Brantas river is source of drinking water for more than 6 million people, but today my river full with plastic waste, 42% waste that floating in brantas river is plastic waste and 37% is diapers When rivers are polluted with microplastics, it will accumulate in the food chain that will harm human health. I want everyone to know the dangers of microplastics, so they will reduce single-use plastic and stop dumping trash into our rivers. But I realize it is a difficult task to make people aware on microplastic pollution. "how can they see microplastics as problem when large plastics pollution cannot  be seen.

Rafika :" Mikroplastik Mengancam Kelestarian Ikan dan Kualitas Air Sungai"

Rafika dalam konferensi pengendalian sampah plastik ke laut
di Vietnam, Desember 2022

Temuan Mikroplastik dalam tubuh ikan di pantai Kupang harus menjadi perhatian serius Pemerintah dan Masyarakat karena tanpa pengendalian masuknya sampah plastik ke perairan karena mikroplastik sebagai hasil proses fragmentasi sampah plastik akan semakin meningkat mencemari perairan di Kupang dan menjadi makanan ikan yang setiap hari dikonsumsi Masyarakat Kupang. Berikut hasil wawancara reporter Cerita Mundu dengan Rafika, Kepala Laboratorium Mikroplastik Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah-Ecoton, Minggu pagi, 11 Desember 2022.

Jumat, 09 Desember 2022

"Getting lost is delicious"

This article is translated from an interview with Koran Tempo reporters on April 28, 2022. Published Sunday, May 1, 2022 (following link: https://koran.tempo.co/read/tamu/473550/ekspedisi-sungai-nusantara-prigi-arisandi-demi - river-sustainability). with the title Ekspedisi Prigi Arisandi Demi Kelestarian Sungai (Prigi Arisandi Expedition for the Conservation of Rivers). This report will discuss the need for public participation and tips on building public involvement in river conservation.

Why go through the expedition? Isn't it possible to take sufficient samples at several points?

The goal of the Nusantara River Expedition: "Filling public spaces with information about river issues"

This article is translated from an interview with Koran Tempo reporters on April 28, 2022. Published Sunday, May 1, 2022 (following link: https://koran.tempo.co/read/tamu/473550/ekspedisi-sungai-nusantara-prigi-arisandi-demi - river-sustainability). with the title Ekspedisi Prigi Arisandi Demi Kelestarian Sungai (Prigi Arisandi Expedition for the Conservation of Rivers). This paper will discuss the need for public participation and tips on building public involvement in river conservation. 
(River expedition team visited Aleta Baun, water conservationist of the Mollo Tribe, Nusa Tenggara Timur, Timor Island)

Expedition of Prigi Arisandi & Amiruddin Muttaqin Detects Microplastics in Indonesian Rivers

river expedition team exploring the steep hills of South Aceh, July 2022

Riding a 2018 Honda CRF 150 cc Trail Motorcycle, Prigi Arisandi and Amiruddin Mutaqqin, who rode a 2017 Supra X 125 motorbike, departed from South Lampung to Bengkulu Province, a few days ago. Prigi, Director of Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton), and Amiruddin, Ashoka Young Changemakers, are on the Nusantara River Expedition mission (Nusantara is the designation or name for the entire Indonesian archipelago. derived from words in Kawi - a form of Old Javanese heavily influenced by Sanskrit). The two environmental activists aim to explore 68 rivers in Indonesia to obtain various data on pollution and water quality standards. Amir is in charge of recording it with the camera. "The Nusantara River Expedition has four missions, namely knowing the health of rivers, documenting and making films, then publishing or broadcasting, and building communities in each river," said Prigi to Dian Yuliastuti from Tempo via a messaging application, Thursday, April 28, 2022.

Kamis, 08 Desember 2022

Ikan Pantai Kupang Tercemar Mikroplastik

Sampah Plastik Mewarnai Pantai Warna di Kota Kupang
Ikan-ikan di Pantai Kupang tercemar mikroplastik rata-rata 32 partikel mikroplastik (PM)/Ekor. Jenis Mikroplastik terbanyak adalah Filamen atau lembaran plasti berukuran kurang dari 5 mm mencakup 59% dari total keseluruhan MP yang diamati, Sebanyak 34% merupakan fragmen atau cuilan plastik dan 7% sisanya merupakan MP berjenis fiber. Pada penelitian sebelumnya pada Desember 2022 Walhi Nusa Tenggara Timur berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan tercemarnya perairan sungai dan pantai di Kupang tercemar mikroplastik rata-rata 185 PM/100 liter. Sampah plastik yang tidak terkendali dan terurus menyebabkan besarnya kadar mikroplastik dalam perairan. 

Water and Fish in the Barito Watershed Contaminated by Microplastics


Microplastics are found in river water and fish stomachs in the Barito River basin. River pollution must be controlled because microplastics can interfere with the function of the human body's hormones. 

Microplastics are hormone-disrupting compounds, so if they enter the human body, they will affect the reproductive hormone system and metabolism. As a result, people can suffer from diabetes mellitus, decreased sperm quality and quantity, and early menopause,"

Kamis, 01 Desember 2022

Horiana : "Tata Kelola Sampah Amburadul" Perairan Kota Kupang Tercemar Mikroplastik

Horiana Yolanda Haki Amati Mikroplastik jenis Fiber (2/12)

Tim Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) berkolaborasi dengan Peneliti Muda Walhi Nusa Tenggara Timur (Walhi NTT) melakukan uji kontaminasi mikroplastik di Perairan Kota Kupang pada tiga Lokasi di wilayah Hilir Kali Oesapa di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Wilayah Hulu Bendungan Biknoi, Kelurahan Bakunase II, Kecamatan Kota Raja sedangkan di wilayah Tengah sampel air yang diuji diambil di Kali Naimata, Kelurahan Liliba, Kecamatan, Maulafa. “Dari ketiga lokasi kami mengambil 50 liter air sungai menggunakan mistic Scan dengan screen mikroplastik ukuran Mesh 350, artinya dalam satu inch terdapat 350 benang sehingga dengan alat ini akan mampu menyaring mikroplastik yang ukurannya kurang dari 5 mm” ungkap Horiana Yolanda Haki, lebih lanjut Peneliti Mikroplastik Walhi NTT menjelaskan bahwa semua sampel air yang diambil telah terkontaminasi mikroplastik dengan rata-rata 161 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.

WINGS, UNILEVER DAN PRODUSEN MAMYPOKO HARUS BERSIHKAN PERAIRAN KUPANG DARI SAMPAH SACHET

Horiana Yolanda Haki melakukan brand audit di Bendung Biknoi (1/12)

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Walhi Nusa Tenggara Timur Kamis 1 Desember 2022  melakukan kegiatan Brand audit di perairan Kota Kupang dan menemukan 10 brand yang sampah sachetnya banyak ditemukan diperairan. Tim peneliti meminta Produsen harus bertanggungjawab membersihkan sampah plastik sachet yang mengotori perairan Kota Kupang karena selain akan membawa dampak kesehatan disebabkan mikroplastik yang berasal dari pecahan sampah plastik sachet akan masuk kedalam rantai makanan dan masuk kedalam tubuh manusia menyebabkan gangguan hormon. 

Brantas Community Action Day dari Tanam Mangrove, Bersih-bersih Pantai, Uji Kualitas air hingga Promosi Refill Keliling

Relawan Brantas Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas  Brawijaya, Malang membersihkan sampah plastik kawasan Mangrove W...