Rabu, 25 Maret 2020

ADOPSI KALI SURABAYA

" Pemprov Jatim punya Program Brantas Tuntas untuk Pemulihan Sungai Brantas, Ecoton sejak 2008 Mempromosikan Adopsi Kali Surabaya Karena Sepanjang Brantas yang sakit Parah adalah Kali Surabaya"

Tulisan ini pertama saya tulis Pada 27 Juli 2008  saya ingin mengemukakan gagasan pentingnya untuk mengarus utamakan pengendalian pencemaran dan pemulihan kualitas lingkungan di Kali Surabaya. Kali Surabaya sangatlah penting karena manfaatnya bagi lebih dari 5 juta manusia di Gresik, Sidoarjo dan Surabaya yang memanfaatkannya untuk bahan baku air minum, namun karena manusia merasa ada air kemasan sebagai pengganti air minum sehingga membiarkan sumber air minumnya perlahan mati ole Polusi. 12 Tahun berlalu kualitas air Kali Surabaya tidak beranjak meningkat sebalikanya sering terjadi peristiwa ikan mati massal sebagai bukti tingginya tingkat polusi, dulu saya menaruh harapan pada gagasan Adopsi Kali Surabaya. Saya bermimpi semua pihak ikut terlibat sesuai dengan kemampuan, peran dan tugasnya masing-masing. Dengan mengangkat tulisan ini saya berharap Gagasan Adopsi Kali Surabaya dapat diwujudkan lagi dengan dukungan media sosial, spirit milenial dan 'deraan virus Corona'.

Sungai Yang semakin Lelah
Tahun 2008 tingkat pencemaran air Kali Surabaya semakin tinggi, air sungai selain menjadi 95% bahan baku PDAM kota Surabaya juga dimanfaatkan sebagai selokan buangan limbah Industri . Wilayah Kali Surabaya mencakup Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya sepanjang 42 Km dari Pintu air Mlirip Mojokerto hingga Pintu Air Jagir Wonokromo.
Dari kajian yang di lakukan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) pada tingkat Pencemaran Air Kali Surabaya,  menyimpulkan bahwa
A.  Kali Surabaya mengalami kelebihan beban pencemaran, sehingga melebihi daya tampung Kali Surabaya, sehingga meskipun volume limbah yang dibuang dikali Surabaya dikurangi 50% dari volume yang ada sekarang kualitas air Kali Surabaya masih belum memenuhi standar peruntukkannya. Saat ini setiap hari 74 ton BOD dibuang di Kali Surabaya.
B. Tingginya tingkat pencemaran Logam berat Merkuri di Kali Surabaya, https://www.researchgate.net/publication/330786199_Analisis_Kandungan_Merkuri_Hg_Pada_Air_Sedimen_Ikan_Keting_Arius_caelatus_Dan_Ikan_Mujair_Oreochromis_mossambicus_Di_Kali_Jagir_Surabaya_Analysis_Of_Mercury_Hg_In_Water_Sediment_Keting_Fish_Arius_cael/link/5c546c27299bf12be3f3e592/download  pada beberapa lokasi  di Kali Surabaya tingkat pencemaran Merkuri menunjukkan 0,09 mg/L atau 90 Kali Lipat dari standar ketentuan tentang peruntukkan kelas air sebagai bahan baku air minum sebesar 0,001 mg/L.Selain Merkuri Kali Surabaya juga tercemar logam berat Kromium https://www.ugm.ac.id/id/berita/3709-sungai-surabaya-tercemar-kromium
C. Tingginya tingkat kontaminasi bakteri E-Coli , https://www.bbc.com/indonesia/majalah-41304773  Bakteri E-Coli umumnya berasal dari kotoran manusia. Bakteri E-Coli di Karang Pilang dan Ngagel/jagir mencapai 64000 sel bakteri/100 ml contoh air, sedangkan di intake Kali Pelayaran E-Coli di air mencapai 20000 sel bakteri/100 ml contoh air, Padahal sebagai bahan baku air minum jumlah E-Coli dalam air tidak boleh melebihi 1000 sel bakteri/100 ml contoh air, 

Pada tahun 2019 Ecoton menemukan fakta baru di Kali Surabaya yaitu berupa :
D. Pencemaran Mikrolastik. https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2019/Kali-Surabaya-Tercemar-Mikroplastik-Masyarakat-Perlu-Diet-Plastik/ Indonesia dimasukkan dalam negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah China. Ecoton melakukan verifikasi dan menemukan bahwa sampah terbanyak yang terapung di sungai adalah plastik (42%), sampah popok (37%) dan sisanya adalah sampah organik. Berdasarkan penelitian ini Ecoton melakukan uji mikroplastik di Air sungai, effluent atau buangan air limbah industri kertas, lambung ikan dan feses manusia dan hasilnya mikroplastik ditemukan  di air Kali Surabaya, effluent pabrik kertas yang mencapai 8000 partikel mikroplastik dalam 100 liter air limbah, 80% lambung ikan yang dijadikan sample penelitian ditemukan mikroplastik dan dalam 20 sample feses penduduk di Kali Surabaya 100% mengandung mikroplastik.
Sumber pencemaran di Kali Surabaya  berasal dari pemukiman dan industri yang berada di Bantaran Kali Surabaya dan Daerah Aliran Sungai Surabaya. Bangunan-bangunan seperti tempat usaha, tempat tinggal, pabrik dan mess karyawan yang ada umumnya berdiri diatas lahan sempadan  kali yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan lindung sebagaimana diatur dalam Kep Gub 134/1997 tentang peruntukkan tanah pada daerah sempadan sungai Surabaya yang melarang berdirinya bangunan diatas tanah bantaran, sebagaimana diatur dalam pasal 5  yang berbunyi Pada daerah sempadan sungai dilarang : (b). Mendirikan bangunan permanen untuk hunian atau tempat usaha. Dan mengacu pada perlindungan kawasan sempadan sebagai kawasan lindung yang telah diatur dalam UU 41/1999, PP 47/1999, Keppres 32/1990, (kota: PP 63/2002, & Permendagri 1/2007).
Pemerintah Propinsi Jawa Timur tidak berkutik mengendalikan pencemaran karena keterbatasan kewenangan. Untuk mengelola 42 km kali Surabaya ada 4 Pemkab/pemkot, Kementerian PU/PR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Perum Jasa Tirta I Malang (dibawah Kemen PU/PR dan Kementerian Keuangan dan BUMN) yang semestinya merasa bertanggungjawab jika kualitas air Kali Surabaya terus memburuk.


KEKUATAN DAN EFEKTIVITAS ADOPSI KALI SURABAYA
Ecoton menawarkan gagasan Adopsi Kali Surabaya karena selama puluhan tahun sungai yang penting ini terlantar, orang bebas menyiksa sungai dengan membuang limbah tanpa diolah, mendirikan bangunan tepi sungai, dan aktifitas penangkapan ikan dengan menggunakan stroom bahkan banyaknya pemukiman di sungai yang masif tidak dibarengi dengan pembangunan sistem sanitasi dan pengendalian sampah padat yang berujung pada dijadikannya sungai menjadi tempat sampah plastik. Berikut kisi-kisi adopsi Kali Surabaya :
Menggunakan pendekatan Unik 
Pertama School Innitiative to save Biodiversity, Penyelamatan keanekaragaman hayati dan fungsi ekologis riparian oleh Sekolah-sekolah (SMP-SMA) di Kawasan DAS melalui penguatan kapasitas sekolah dalam melakukan penelitian dan mengemasnya menjadi media informasi dan pendidikan
Kedua Children can makes Different,Program ini didesain untuk mudah dilakukan oleh siapa saja dan memberikan kesempatan utama kepada Anak/pelajar dapat melakukan perubahan pada lingkungannya, (tambahan : Generasi Z dan Milenial yang ada di SMP dan SMA/Tsanawiyah dan Aliyah bisa menggunakan media sosial menjadi sarana untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat dan anak muda khususnya untuk mengenalkan dan mencintai Kali Surabaya)
Ketiga Relawan Kali  Surabaya, Dalam proses penguatan kapasitas sekolah Relawan yang terdiri dari mahasiswa pendamping  berperan sebagai motivator yang  merangsan timbulnya interaksi intensif dan mekanisme konsultasi/sharing informasi berkala antara Sekolah, perguruan tinggi, pemerintah, BUMN, komunitas masyarakat sungai dan jurnalis sekaligus sebagai sarana monitoring dan evaluasi. (Tambahan : Berkembangnya banyak komunitas-komunitas pecinta lingkungan dan minat khusus terhadap alam menjadi peluang untuk mempromosikan Problem Kali Surabaya. Komunitas memiliki ruang bebas untuk menggalang simpati dari masyarakat baik berupa dukungan aksi melalui petisi dalam change.org (http://chng.it/47t5GBvp yang merupakan petisi yang meminta dukungan masyarakat agar Bupati Gresik membuat Peraturan Daerah pelarangan plastik sekali pakai di Gresik) maupun dukungan dana melalui crowdfungding kitabisa.com salah satunya  (https://kitabisa.com/campaign/bantuninabikinmuseum?utm_source=whatsapp&utm_medium=socialsharing&utm_campaign=campaignsticky).
Keempat Partisipasi Multifihak, melibatkan beragam fihak: Melibatkan institusi yang berwenang dalam pengelolaan sungai (BBWS Brantas, Perum Jasa Tirta I Malang, Pemkab/Pemkot di wilayah DAS Kali Surabaya) , dukungan perguruan tinggi, assosiasi profesi dan Komunitas/organisasi Lingkungan Hidup dalam capacity building, dukungan masyarakat bantaran sungai, dan industri.
(i)   Melibatkan multistakeholder dan memberikan keuntungan bagi stakeholder
  Komunitas /masyarakat sekitar DAS, Children can makes Different,Program ini didesain untuk mudah dilakukan oleh siapa saja dan memberikan kesempatan utama kepada Anak/pelajar dapat melakukan perubahan pada lingkungannya, sehingga akan memunculkan pesan Anak-anak saja mampu melakukan kenapa orang dewasa tidak?
    Sekolah,  Domino Effect,program ini memiliki fungsi ganda,
a. pemanfaatan bantaran kali sebagai Media belajar dan laboratorium sekolah, saat ini di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya topic lingkungan hidup sudah masuk dalam kurikulum sebagai mata pelajaran monolithic maupun terintegrasi dalam mata pelajaran lainnya, selain itu pemerintah juga melaksanakan program adiwiyata yang menuntut sekolah memiliki misi untuk ikut melakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan dan berusaha untuk menjadi solusi bagi masalah lingkungan disekitar sekolah, program ini tentu akan menjadi menarik minat sekolah untuk mengimplementasikannya.
b. Program adopsi Sungai secara langsung akan memberi manfaat terjaganya bantaran kali dari pemanfaatan non-konservasi seperti menjadi tempat pembuangan sampah atau bangunan. https://www.mongabay.co.id/2013/06/24/kali-surabaya-tercemar-ibu-ibu-pkk-di-gresik-berkomitmen-jaga-sumber-air-mereka/
c. membangun brand image sekolah/peluang menjadi sekolah percontohan
d. media promosi bagi sekolah
  Pemerintah, Monitoring pemanfaatan bantaran,  selama ini Pemerintah merasa kesulitan dalam melakukan pengawasan pemanfaatan bantaran. Dengan program ini akan terbangun mekanisme pelaporan apabila terjadi pelanggaran pemanfaatan bantaran.
Perguruan tinggi, tempat implementasi ilmu pengetahuan, wahana riset, implementasi tridarma perguruan tinggi
Journalis, jaringan komunitas dan pihak-pihak terkait Kali Surabaya mendapatkan gudang berita dan narasumber lingkungan
          Komunitas, menerima transfer pengetahuan dan dengan terjaganya fungsi ekologis bantaran maka membawa dampak terjaganya kualitas lingkungan tempat masyarakat tinggal
(ii)   Implementatif dan berkelanjutan
Simbiose mutualisme
Terbangunnya partnership antara Pemerintah dengan stakeholderlainnya terutama sekolah dan komunitas untuk mengamankan fungsi ekologis bantaran sungai sedangkan sekolah membutuhkan bantaran untuk media pendidikan lingkungan
Suistainable Network
Sunrise house Forum, sebagai jaringan antara stakeholder yang memiliki agenda pertemuan rutin setiap dua minggu yang berperan sebagai capacity builder dan sarana Monitoring evaluasi dan forum ini akan terus eksis meskipun program berakhir
Suistainable Support
Di Indonesia sedang dilakukan implementasi CSR, awalnya baru industry Multinasional yang melakukannya dan saat ini banyak industry di Jawa Timur yang akan implementasi namun masih mencari bentuk CSR yang effektif, program adopsi bisa menjadi pilihan utama CSR di Jawa Timur
Legal Support
Program ini dilengkapi dengan MoU dan sertifikat pihak pelaksana oleh pemerintah.

(iii)  6 Nilai manfaat Program Adopsi
Open Mind, Membuka mata semua pihak tentang potensi Keanekaragaman hayati, sehingga setelah mengetahui dan mengenal akan muncul spirit untuk mencintai. Menjaga bantaran Sungai selain sudah berpartisipasi dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati juga meningkatkan pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati eksosistem sungai.
Equality, jembatan sharing informasi/mekanisme knowledge transfer yang efektif antara Stakeholder
Common responsibility, Menjaga keanekaragaman hayati sumberdaya alam menjadi kewajiban bersama melalui mekanisme monitoring partisipatif.
River as a Life laboratory, Sungai bisa menjadi sarana pembelajaran yang kongkret, aplikatif, terjangkau dan membawa manfaat bagi lingkungan sungai.
Nature Guardian School,  sekolah dapat berperan sebagai penyelamat keanekaragaman hayati dan pelindung sumberdaya alam.
Relawan’s  power, tersusunya informasi keanekaragaman hayati sungai dan Panduan-panduan penyelamatan sungai yang disusun oleh pelajar dan mahasiswa pendamping. Yang tentunya sederhana dan mudah dimengerti seperti cahaya matahari pagi yang mudah dirasakan manfaatnya oleh manusia dan sangat mudah bagi kita untuk menerimanya.

Adopsi Kali Surabaya ini diharapkan memiliki semangat motivatif yaitu Merangsang orang untuk secara bijaksana memanfaatkan bantaran sungai, Meningkatkan pemanfaatan bantaran secara ramah/organic (Budidaya tumbuhan    obat, sayuran, tanaman langka, tanaman buah, composting dan ekowisata dan mendekatkan manusia dengan sungainya atau bisa disebut sebagai GERAKAN KEMBALI KE SUNGAI

Dengan senang hati kami berdiskusi dan bertukar pikiran terkait adopsi Kali Surabaya apabila pembaca tertarik dengan gagasan kami dan berniat untuk terlibat dalam penyelamatan Kali Surabaya melalui Adopsi Kali Surabaya. Silahkan menghubungi kami  WA (081 75033042)
email : prigi@ecoton.or.id
(tulisan ini pertama kali di publish pada Juli 27, 2008, 
dalam https://prigibening.wordpress.com/2008/07/27/adopsi-kali-surabaya/) 

1 komentar:

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024) Aeshnina Mem...