Jumat, 11 Desember 2020

MIKROPLASTIK CEMARI PANTAI DAN IKAN PERAIRAN LAMONGAN

Timbulan sampah yang didominasi plastik yang terpapar matahari, terendam air dan mengalami perlakuan fisik alami berupa naik turunnya air laut menyebabkan sampah plastik terurai menjadi serpihan-serpihan atau remah plastik berukuran mikro yang bias disebut mikroplastik. Mikroplastik merupakan remah atau serpihan plastik berukuran <5 mm hingga 330 mikron (0,33mm) sedangkan untuk plastik jenis nano ukurannya lebih kecil dari 330 mikron, di alam terdapat 2 jenis yakni Mikroplastik Primer yang dibuat dalam ukuran kecil oleh perusahaan salah satunya Microbeads yang dicampurkan dalam pasta gigi, scrub, sabun cuci muka dan bahan kosmetik, jenis kedua adalah Mikroplastik Sekunder yang berasal dari remahan plastik berukuran besar contohnya Kresek, Sedotan, Sachet, Botol Sekali Pakai, dan Styrofoam. Yuwandita (2018) dari Universitas Brawijaya malang melaporkan adanya kelimpahan mikroplastik pada sedimen di Pesisir Lamongan yakni di kecamatan Paciran (Pantai Boom) dan Brondong (Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, muara sungai Pelabuhan Laut Sedayulawas, dan Pantai Kutang). Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan mikroplastik yang ditemukan pada sampel sedimen di semua stasiun penelitian dari kedalaman 0 - 5 cm dan 5 - 10 cm adalah sebanyak 178 partikel dari luasan 50x50 cm. Jenis mikroplastik yang paling banyak adalah jenis fiber berbentuk seperti benang sebesar 86% dan cuilan-cuilan atau fragmen sebesar 12%. Selain itu, mikroplastik juga ditemukan dalam ikan yang dilaporkan oleh Handaryono (2018) di Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan partikel mikroplastik ditemukan pada 70% ikan yang ada di tambak. Buruknya managemen pengelolaan sampah berupa pembuangan sampah di Bantaran sungai, pesisir dan perairan menjadi menyebab utama kontaminasi mikroplastik diperairan dan perikanan. “Sampah plastik yang ditimbun di tepi sungai, pantai dan diperairan pesisir menjadi sumber pencemaran mikroplastik di ekosistem perairan pantura Lamongan, jika tidak dikendalikan maka kedepan akan menjadi ancaman serius potensi perikanan di pantura Jawa,” Ungkap Eka Clara Budiarti peneliti mikroplastik ecoton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024) Aeshnina Mem...