Senin, 14 November 2022

Danau Poso Terkontaminasi Mikroplastik

Pengamatan Mikroplastik peserta Festival Mosintuwu 11/11/22 di danau Poso

Tim Susur Sungai Festival
  Mosintuwu 2022 berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi sungai Nusatara  (ESN) melakukan uji kualitas air dan Uji mikroplastik di Danau Poso, pada Kamis hingga Jumat 10 dan 11  November 2022 lebih dari 20 orang peserta Festival Mosintuwu melakukan uji kualitas air dan pengukuran m ikroplastik di Danau Poso, Kecamatan Tentena Kabupaten Poso. “Kami mengambil contoh air danau Poso di tiga lokasi yaitu Jembatan Tentena 1 dan 2, lokasi ketiga di Pangkalan Nelayan Yosi, Kelurahan Pamona, kami mengukur kualitas air, inventarisasi serangga air dan uji mikroplastik” Ungkap Eko Kurniawan, Peneliti Yayasan Mosintuwu.
Tabel Jenis Mikroplastik di Danau Poso

No

Lokasi

Fiber

Filamen

Fragmen

Foam

Jumlah

1.

Jembatan Tentena 1

24

2

2

0

28

2.

Jembatan Tentena 2

20

16

48

12

96

3.

Pangkalan Nelayan Yosi, Kelurahan Pamona

30

10

10

0

50

 

 

74

28

60

12

175

Dari tabel diatas terlihat bahwa Danau Poso telah terkontaminasi Mikroplastik dengan rata-rata kandungan mikroplastik dalam air sebesar 58 partikel mikroplastik dalam 100 liter air danau.

Mikroskop stereo tersambung dengan monitor memudahkan pengamatan

Jenis partikel terbanyak adalah jenis fiber atau benang-benang yang bisa berasal dari limbah domestic rumah tanggah berupa benang-benang pakaian yang dicuci dan rontok ke selokan dan berakhir di danau Poso,  jenis lain adalah fragmen atau cuilan-cuilan plastik yang berasal dari sampah-sampah plastik yang banyak ditemukan di tepian danau,” Ungkap Prigi Arisandi, Lebih lanjut peneliti ESN menjelaskan bahwa mikroplastik adalah serpihan plastik dengan ukuran dibawah 5 mm berasal dari pecahan sampah plastik sekali pakai yang banyak dibuang sembarangan ke media alam. “Mikroplastik mengancam kesehatan karena mikroplastik bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh manusia, selain itu mikroplastik di air akan menyerap polutan seperti pestisida, detergen dan klorin kemudia melepaskan dalam tubuh manusia yang menelas mikroplastik” ungkap Prigi Arisandi.

Metode

1. Mengambil sampel air Danau Poso Sebanyak 50 liter pada 3 lokasi yang berbeda yaitu Jembatan Tentena 1 dan jembatan Tentena 2 di Pamona dan lokasi ketiga di pangkalan nelayan Yosi kelurahan Pamona

2. Sampel air diambil dengan menggunakan  Mistiscan yaitu kaleng aluminium steel dengan diameter  10 cm, pada salah satu bagian kaleng ditutup dengan menggunakan screen plankton net ukuran mesh 350 kemudian screen plankton net diikat dengan taliban

3. air danau diambil dengan menggunakan ember 10 liter sebanyak 5 kali pengambilan dengan total volume air yang diambil sebanyak 50 liter dimasukkan kedalam kaleng alumium steel yang sudah ditutupi screen plankton net sehingga partikel dalam air akan tersaring dalam screen plankton net 

4. Partikel yang tersaring dalam screen plankton net  kemudian dilipat agar tidak terkontaminasi partikel plastik di udara dan dimasukkan dalam wadah tertutup

5. partikel yang tersaring dalam screen plankton net dipindahkan kedalam cawan petri dengan pembilasan menggunakan air mineral

6. partikel dalam cawan petri diamati dengan menggunakan mikroskop stereo dengan pembesaran 40 hingga 100 kali

Mikroplastik jenis Fiber yang banyak ditemukan di danau Poso

7. Dicatat dan dihitung jumlah partikel mikroplastik dengan ciri memiliki warna cerah seperti warna Biru, Merah, hitam atau kuning, dengan bentuk fisik solid dan apabila di koyak dengan menggunakan jarum fisiknya tidak koyak atau terputus, berbeda dengan material organik yang terkoyak atau terputus jika dikoyak dengan menggunakan ujun jarum

8. Jenis mikroplastik dikategorikan dalam 5 jenis yaitu jenis : fiber, film/filamen atau lembaran, fragmen atau cuilan, foam dan granula  

“ temuan mikroplastik di perairan danau Poso membuktikan kekhawatiran dan kegelisahan kita terbukti, bahwa perilaku manusi semakin menjauh dari alam, bahkan perilaku kita sudah merusak alam,” Ungkap Lian gogali, lebih lanjut  Direktur Yayasan Mosintuwu ini mengajak masyarakat sekitar Danau Poso untuk ikut berkontribusi menjaga danau Poso dari ancaman mikroplastik dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.”Mikroplastik di Danau Poso bisa dikurangi dengan perubahan perilaku dari setiap individu untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti Tas kresek, Styrofoam, sedotan, botol air minum dalam kemasan dan saset,” Ujar Lian Gogali.

sumber Mikroplastik danau Poso adalah tidak adanya manajemen sampah yang baik dan buruknya perilaku konsumsi plastik warga di sekitar danau Poso “buruknya pengelolaan sampah dan tingginya penggunaan plastik sekali pakai membuat perairan Danau Poso dan Sungai Poso terkontaminasi mikroplastik, perlu gerakan bersama antara masyarakat dan Pemerintah untuk membebaskan Danau Poso dari Sampah plastik dan bebas Mikroplastik” Ungkap Prigi Arisandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nina : "Wings, Nestle, Unilever dan Mayora, Stop Banjiri Sungai Indonesia dengan Sachetmu!"

Nina bersama aktivis lingkungan dunia Melakukan Aksi Didepan Centre Shaw di Ottawa, Kanada Kamis (25/4/2024). Mendesak Produsen Global untuk...