Kamis, 08 Desember 2022

Ikan Pantai Kupang Tercemar Mikroplastik

Sampah Plastik Mewarnai Pantai Warna di Kota Kupang
Ikan-ikan di Pantai Kupang tercemar mikroplastik rata-rata 32 partikel mikroplastik (PM)/Ekor. Jenis Mikroplastik terbanyak adalah Filamen atau lembaran plasti berukuran kurang dari 5 mm mencakup 59% dari total keseluruhan MP yang diamati, Sebanyak 34% merupakan fragmen atau cuilan plastik dan 7% sisanya merupakan MP berjenis fiber. Pada penelitian sebelumnya pada Desember 2022 Walhi Nusa Tenggara Timur berkolaborasi dengan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan tercemarnya perairan sungai dan pantai di Kupang tercemar mikroplastik rata-rata 185 PM/100 liter. Sampah plastik yang tidak terkendali dan terurus menyebabkan besarnya kadar mikroplastik dalam perairan. 

Karena bentuk mikroplastik serupa dengan plankton/makanan ikan maka ikan mengganggap mikroplastik adalah makanan. Padahal mikroplastik bersifat pengganggu hormone yang bisa menyebabkan gangguan reproduksi. Jika tidak ada upaya serius Pemerintah Kota Kupang dan Pemerintah Propinsi NTT maka pada gilirannya mikroplastik akan masuk kedalam lambung dan darah manusia. “sampah plastik telah mencemari rantai makanan, ditemukannya mikroplastik dalam ikan di Pantai Kupang menjadi pertanda bahaya ancaman kesehatan masyarakat yang sering mengkonsumsi ikan  karena mikroplastik bersifat pengganggu hormone dan mengandung senyawa toksik bersifat karsinogen yang akan mengganggu kesehatan manusia” ungkap Horiana Yolanda Haki, lebih lanjut Peneliti Mikroplastik Walhi NTT.

Grafik menunjukkan bahwa kadar mikroplastik di Pulau Warna tertinggi dan rata-rata
kadar mikroplastik di keempat lokasi adalah 185 PM/100 Liter (8/12/2022)

Mikroplastik dalam Lambung Ikan

Fakta baru terungkap dari Penelitian yang dilakukan Oleh Gregorius Kenang Widyantoro Progam Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana, Kupang 2022.berjudul Hubungan kandungan Mikroplastik pada Air laut dan Mikroplastik dalam system organ  di Perut Ikan Laut Pesisir Pantai Semiringkai Kota Kupang Tahun 2022. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 juli 2021 sampai dengan 4 januari 2022, bertempat di Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan dan Kedokteran Hewan (FKKH).Pengambilan sampel ikan laut dilakukan pada pasar ikan dan pedagang ikan di sepanjang pesisir pantai kota Kupang di Lokasi Pantai Oesapa, Pantai Kelapa Lima, Pasar ikan Oeba, Pantai Ketapang dan Pantai Nunbaun dengan jumlah sampel ikan sebanyak 30 ekor ikan yang terdiri dari spesies ikan :

  Ikan kembung/KombongPadi (Scomber australasicus)

2.      Ikan kembung/kombong/makarel (Scomber scrombrus)

3.      Ikan Teri (Engraulidae speciose)

4.      Ikan terubuk (Tenualosa ilisha)

5.      Ikan tembang (Sardinella fimbriata)

6.      Ikan kembung/kombong lelaki  (Rastrelliger kanagurta)

7.      Ikan Senangin (Eleutheronema tetradactylum)

8.      Ikan petek (Equula daura)

 


Dari Grafik disamping didapatkan hasil pengamatan MP pada sampel ikan dengan jumlah MP keseluruhan sebanyak 956 buah dan didapatkan pada seluruh sampel. Sebanyak 645 buah(73%) berjenis filament. 20% merupakan fragment dan 7% sisanya merupakan gabungan dari film, foam, pelet, dan kelompok plastik lain.

(Sumber Grafik dari Penelitian berjudul : Hubungan kandungan Mikroplastik pada Air laut dan Mikroplastik dalam system organ  di Perut Ikan Laut Pesisir Pantai Semiringkai Kota Kupang Tahun 2022)




Walhi NTT dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Dorong Pembatasan Plastik Sekali Pakai

Mikroplastik termasuk senyawa pengganggu hormone sehingga apabila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi system hormone reproduksi dan metabolisme. “salah satu dampah mikroplastik dalam tubuh manusia adalah diabetes mellitus, penurunan kualitas dan kuantitas sperma dan menopause lebih awal” ungkap Prigi Arisandi, lebih lanjut Prigi menjelaskan bahwa mikroplastik di air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida dan detergen dalam air. “Jika dalam air terdapat mikroplastik maka mikroplastik akan menyerap polutan dalam air, dalam perairan Kupang saat ini tercemar logam berat maka adanya mikroplastik akan menyerap dan mengikat logam berat, “ ungkap Prigi, lebih lanjut Prigi menjelaskan bahwa mikroplastik juga bisa menjadi media tubuh bakteri pathogen.

Dengan ditemukannya mikroplastik dalam tubuh ikan akan menjadi ancaman baru karena racun mikroplastik akan berpindah dari tubuh ikan pada tubuh manusia yang mengkonsumsi ikan. Keberadaan mikroplastik harus dikendalikan dengan

1.       Mengendalikan dan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai

2.       Mengendalikan sampah plastik agar tidak masuk kedalam sungai

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024) Aeshnina Mem...