Jumat, 20 Januari 2023

NINA SURATI JOKOWI MINTA KANTIN SEKOLAH BEBAS SACHET


Kantin sekolah di Indonesia dibanjiri jajanan bungkus sachet dan jajanan berbungkus plastik dan styrofoam. Selain ancam lingkungan makanan yang kontak dengan plastik bisa picu gangguan Hormon,"makanan dikantin-kantin sekolah umumnya tidak sehat karena hanya berisi penguat rasa, pemanis dan pengawet, sehingga harus ada upaya untuk menjamin bahwa jajanan disekolah sehat untuk dikonsumsi"  ungkap Aeshnina Azzahra aqilani, lebih lanjut santriwati madrasah aliyah Pondok Pesantren Al Amanah Junwangi Sidoarjo menjelaskan bahwa sampah bungkus-bungkus plastik dan sachet akhirnya di bakar dan efeknya menimbulkan pencemaran udara. Kekhawatiran ini mendorong Nina, panggilan Aeshnina untuk bersurat kepada Jokowi, presiden NKRI untuk deklarasikan Sekolah bebas sachet.

Gresik, Pegiat lingkungan cilik asal Gresik, Aeshnina Azzahra Aqilani 15 Tahun, kembali mengirimkan surat ke Presiden RI Joko Widodo untuk lebih mendorong pemerintah dalam penanganan sampah karena kondisi lingkungan Indonesia saat ini darurat sampah plastik, mencemari hutan pegunungan sampai di dasar lautan dan mikroplastik telah masuk ke tubuh manusia. Sebagai generasi muda penerus bangsa, saya tidak mau lingkungan dan tempat tinggal kami di masa depan tercemar dengan sampah plastik yang tidak bisa terurai dan dibanjiri mikroplastik.

Bukan untuk pertama kalinya nina mengirim surat kepada Presiden RI Bapak Jokowi, pada bulan februari tahun 2022 lalu, nina juga mengirimkan surat kepada Presiden RI untuk menghentikan impor sampah plastik, karena sampah impor menumpuk tercecer dan dibakar di lingkungan sekitar pabrik daur ulang kertas dan plastik di Mojokerto, Sidoarjo, dan Gresik, yang dekat dengan rumah nina. tetapi surat tersebut belum mendapat jawaban dari Pak Jokowi.

"beberapa minggu lalu saya lihat vidio dari Presiden RI mengeluh masalah sampah yang tak kunjung tertangani pada acara Rapat Kerja Nasional Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup. sesuai dengan fakta dilapangan, produksi sampah terus bertambah tidak terkendali tanpa upaya serius untuk mengurangi produksi sampahnya, terutama sampah plastik" ungkap Nina. Perusahaan terus membanjiri masyarakat dengan produk dikemas plastik sekali pakai yang sudah jelas-jelas akan membebani penanganan sampah kepada pemerintah dan mewariskan pencemaran sampah kepada generasi yang akan datang.

"Saya melakukan audit sampah plastik di sungai dan pantai dan menemukan sebagian besar sampah yang tercecer adalah produk dan kemasan plastik sekali pakai seperti tas kresek, kemasan sachet, popok, styrofoam, sedotan dan botol plastik. Produk dan kemasan plastik sekali pakai harus dikurangi dengan menegakkan aturan mewajibkan produsen bertanggung jawab atas penanganan sampah produknya dan mewajibkan perusahaan mengurangi produksi sampah plastiknya" Ungkap Nina, Aktivis lingkungan River Warrior juga menyebutkan bahwa dalam pasal 15 Undang Undang 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan Perusahaan harus berhenti menjual produk dalam kemasan sachet multilayer dan styrofoam yang tidak dapat didaur ulang.

"Produsen harus mengganti sachet dengan penjualan kemasan pakai ulang dapat diisi ulang untuk produk makanan minuman dan keperluan rumah tangga di semua kawasan pendidikan, bisnis, permukiman, perkantoran dan wisata". Ungkap Nina 

Dalam surat ini, Nina menyampaikan 3 usulan untuk penanganan sampah di indonesia :

1.    Mencanangkan gerakan sekolah bebas plastik dan kantin sehat, yang menerapkan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose, Recycle). Kantin sekolah harus menyediakan makanan sehat alami yang tidak dikemas plastik, melarang makanan minuman sachet yang bergizi rendah dan mengandung bahan tambahan kimia yang membahayakan kesehatan anak. Setiap sekolah harus menegakkan larangan plastik sekali pakai dan mewajibkan semua warga sekolah pilah sampah, menyediakan sarana tempat pengumpulan sampah terpilah serta mengolah sampah organik menjadi kompos dan ekoenzim di lingkungan sekolah. Membakar sampah di sekolah harus dilarang untuk melindungi anak dari menghirup udara beracun dan partikel mikroplastik yang membahayakan kesehatan.

2.    Membentuk tim satgas yang menegakkan aturan di setiap desa untuk menghentikan pembakaran sampah di kawasan permukiman, lembaga pendidikan dan area publik lainnya, serta menghentikan kebiasaan masyarakat membuang sampah ke perairan dan di sembarang tempat. Banyak masyarakat menangani sampah dengan membakar sampah plastik padahal membakar plastik melepaskan racun abadi dioksin pemicu kanker dan menurunkan kecerdasan anak.

3.    Meluncurkan gerakan nasional kurangi produksi plastik dan menegakkan aturan wajib pilah sampah di sumbernya serta menyediakan sarana pengolahan sampah terpilah secara menyeluruh di tiap desa seluruh Indonesia, supaya masyarakat tidak menangani sampah dengan cara yang salah, seperti dibakar, ditimbun atau dibuang ke sungai dan laut. Produksi plastik harus dikurangi karena plastik dibuat dari minyak bumi dan bahan kimia yang beracun dan dapat menggangu sistem hormon serta memicu kanker.

Nina berharap surat yang dikirimkan kali ini mendapat respon dan balasandari pemerintah  melalui aksi nyata untuk menyelamatkan masa depan lingkungan dan seluruh anak cucu indonesia, karena kami berhak untuk hidup di lingkungan yang bersih dan sehat, terbebas dari pencemaran racun plastik dan mikroplastik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024) Aeshnina Mem...