Rabu, 07 Februari 2024

RIVER WARRIOR : BANSOS UNTUK PULIHKAN SUNGAI INDONESIA


Dalam karnaval Koalisi Pulih Pilih di Bundaran HI Rabu (7/2/2023) Siang River Warrior menyuarakan perlunya Bansos untuk pemulihan sungai-sungai Indonesia. "Indonesia memiliki 70.000 sungai, namun 46% sungainya mengalami kerusakan akibat pencemaran, Sungai-sungai ini membutuhkan upaya pemulihan, maka Pemilu 2024 bisa menjadi sarana memilih pemimpin yang mau memulihkan kesehatan Sungai Indonesia"Ungkap Thara Bening Sandrina, lebih  lanjut koordinator Nasional River Warrior ini menyatakan Salah Pilih akan susah Pulih kerusakan bumi Indonesia, Thara menyarankan agar pemilih mau membaca lebih detail visi dan misi serta rekam jejak capres. Acara long march yang dimulai dari Stasiun Sudirman hingga patung kuda dekat Monas ini diikuti lebih dari 34 komunitas dan lembaga,  (Foto disamping : Thara Bening Sandrina Berorasi dalam Karnaval Pilih Pulih, di Depan Banwaslu Pusat di Jakarta Rabu (7/2/2023)


Pemilu bukan ujung dan akhir penentu kesejahteraan rakyat. Rakyat sendiri yang akan menetukan kesejahteraannya. Pasca pemilu pun kita tetap memperjuangkan kesejahteraan kita. Teruskan konsolidasi. “Jelang Pemilu 2024 ini kami sedih melihat pemimpin Indonesia yang kian tidak peduli  pada isu-isu lingkungan utamanya sungai, Presiden lebih mengutamakan pemberian bansos secara rapel dan massif untuk kepentingan sesaat “ Ungkap Thara, lebih lanjut Mahasiswi  Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga ini berharap Presiden Jokowi juga mau  menggelontorkan 500T untuk merawat dan menjaga kualitas sungai-sungai Indonesia yang sedang tercemar.

Indonesia kaya akan sungai! kita punya 70.000 Sungai di Indonesia  Tapi 46% dari 70ribu sungai kita kondisinya tercemar berat, Pemerintah Indonesia sembrono dalam merawat sungai Pemerintah mengabaikan pencemaran sungai.  Hak hak generasi muda untuk bisa hidup di lingkungan yang bersih dan sehat diabaikan. “sungai sungai kita dibiarkan rusak oleh plastik dan oleh limbah industri Kini sungai-sungai kita seperti Sungai Brantas, Bengawan Solo, Ciliwung, Cisadane, Musi, Kapuas, Batang Hari, Sungai Kandilo di tanah Grogot Kalimantan Timur dan  Sungai Martapura di Kalimantas Selatan terus dijadikan  tempat pembuangan Sampah” ungkap Thara.

River Warrior mencatat bahwa Saat ini ada 68 sungai strategis Nasional kita tercemar mikroplastik. Mikroplastik berasal dari proses fragmentasi atau pecah plastik ukuran besar seperti tas kresek, sedotan, botol air minum, Styrofoam, sachet dan packaging plastik akibat paparan matahari, gesekan fisik. Meskipun ukurannya kecil namun Mikroplastik sangat mematikan, Mikroplastik mengancam kesehatan kita, Mikroplastik menyebabkan kerusakan hormon karena kandungan bahan kimia nya endocrin disrupting chemical  atau senyawa pengganggu hormone.


Dalam Orasinya Thara mengungkapkan keprihantinannya “Sungai sungai kita tercemar dan dibiarkan mati! Sungai sungai mati akibat mikrplastik, Kami sedih! Kami khawatir! Apakah di masa depan masih ada harapan kita bisa menikmati sungai yang bersih dan sehat? Apa bisa ikan ikan kita tidak punah karena terjerat plastik?” ungkap Thara Lebih lanjut Thara menjelaskan bahwa generasi muda tidak ingin di masa depan kondisi sungai sungai makin rusak akibat pemerintah abai dan lalai dalam menjaga sungai Sungai adalah aset alam yang sangat berharga bagi seluruh masyarakat Indonesia karena Sungai adalah sumber kehidupan .

Thara menjelaskan bahwa  dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22/2021 tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup DISEBUTKAN bahwa setiap sungai di Indonesia harus Nihil sampah, Namun berbeda dengan fakta di lapangan yang menunjukkan masih banyak sungai-sungai Indonesia yang di penuhi sampah plastik.

Indonesia berada di peringkat dua penyumbang sampah plastik terbesar kedua di laut dunia! Kita malah menyumbang 187,2 juta ton sampah plastik. Fakta Ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak becus dalam menjalankan tugasnya mewujudkan aturan yang melindungi sungai dari sampah,

Jika pemerintah terus membiarkan sungai kita rusak dan tecemar, tidak ada kesejahteraan lingkungan bagi kami di masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nina : "Wings, Nestle, Unilever dan Mayora, Stop Banjiri Sungai Indonesia dengan Sachetmu!"

Nina bersama aktivis lingkungan dunia Melakukan Aksi Didepan Centre Shaw di Ottawa, Kanada Kamis (25/4/2024). Mendesak Produsen Global untuk...