Selasa, 03 November 2020

10 PELAJAR SMK RADEN PAKU WRINGINANOM PANTAU KUALITAS AIR KALI SURABAYA

Peserta sekolah telik sandi SMK Raden Paku Wringinanom melakukan pengambilan contoh air Kali Surabaya untuk diamati kandungan mikroplastik dan keberadaan plankton, kegiatan pengambilan contoh air salah satu proses untuk mengetahui kualitas air. Rabu pagi (4/11) ditengah hirup pikuk penghitungan balot Pilpres Amerika Serikat, 10 pelajar SMK Raden melakukan kegiatan pengambilan contoh air di Kali Surabaya yang melewati Desa Wringinanom, 10 orang pelajar terbagi dalam dua kelompok, masing-masing mengamati jumlah mikroplastik dan kelompok lainnya melakukan pengamatan plankton. "Kegiatan sekolah Telik sandi memberikan pengetahuan tentang kualitas air dengan menggunakan parameter mikroplastik dan plankton dalam air," Ujar Eka Chlara Budiarti, lebih lanjut peneliti muda di Lembaga Kajian Ekologi dan konservasi Lahan basah (ecoton) menjelaskan bahwa saat ini sungai-sungai di Dunia telah terkontaminasi oleh mikroplastik. "Ciliwung, citarum, bengawan Solo, Kali Brantas dan Kali Surabaya adalah sungai-sungai penting di Pulau Jawa yang telah terkontaminasi oleh mikroplastik, salah satu penyebabnya adalah banyaknya polutan berupa sampah plastik dan buangan limbah cair dari industri," papar Eka Chlara Budiarti menjelaskan kepada peserta Sekolah Telik Sandi. Dalam penjelasnnya Chlara menyatakan bahwa di saat ini pemerintah tidak mampu memberikan pelayakan dan pengelolaan sampah yang baik sehingga sebagian sampah yang dihasilkan penduduk dibuang ke sungai. Sumber Mikroplastik Di Sungai-sungai penting Pulau Jawa mikroplastik berasal dari dua sumber utama yaitu sumber Primer berupa mikrobeads atau butiran-butiran halus yang terbuat dari partikel plastik dan umumnya ditemukan dalam produk perawatan kulit seperti pemutih, lulur pencerah/pembersih kulit, pasta gigi, sabun, shampo dan bahan kosmetik, sumber lainnya berasal dari remah-remah atau protolan sampah plastik seperti tas kresek, botol plastik, styrofoam dan perkakas plastik yang terdegradasi menjadi serpihan kecil lebih kecil dari 5 mm. "Sampah plastik yang di buang kesungai karena proses paparan matahari, terendam air atau proses kimia alam menyebabkan sampah plastik ini mrotoli menjadi serpihan kecil dibawah 5 mm yang disebut mikroplastik," ujar Eka Chlara menjelaskan kepada peserta sekolah telik sandi. Selanjutnya setelah melakukan pengambilan sample 100 liter air, peserta sekolah telik sandi melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nina : "Wings, Nestle, Unilever dan Mayora, Stop Banjiri Sungai Indonesia dengan Sachetmu!"

Nina bersama aktivis lingkungan dunia Melakukan Aksi Didepan Centre Shaw di Ottawa, Kanada Kamis (25/4/2024). Mendesak Produsen Global untuk...