Selasa, 10 September 2024

Hasil Audit Kesehatan Ronda Sungai: Sungai Brantas Sakit

 


Komunitas Ronda Sungai Melakukan kegiatan Ngintir Kali, untuk mengaudit Kesehatan Sungai Brantas Segmen Hilir, karena 2024 marak ditemukan industri membuang limbah tanpa diolah dan aktivitas masyarakat membuang sampah kesungai, menjadikan Indonesia menjadi negara Terbesar Ketiga Penyumbang Sampah Plastik


Ngintir Kali


Merenspon pencemaran sungai akibat buangan limbah industri dan pembuangan sampah plastik ke sungai marak terjadi pada musim kemarau 2024, komunitas Ronda Sungai melakukan kegiatan yang jarang dilakukan berupa aksi berenang menyusuri Sungai Brantas segmen hilir dari pintu air Mlirip di kabupaten Mojokerto hingga Pintu Air Gunungsari di Surabaya, beberapa wilayah yang dilalui masuk Kabupaten Gresik di Kecamatan Wringinanom dan Driyorejo. Aksi berenang ini dimulai pada Senin 9 September 2024 dan pada 10 September 2024 aksi berenang berhenti di Desa Bambe Kecamatan Driyorejo dan akan dilanjutkan 11 September 2024 ke Gunungsari. “aksi berenang menyusuri sungai atau Ngintir Kali ini adalah bentuk kecintaan kami pada Sungai Brantas yang penting bagi kehidupan warga Gresik dan Surabaya, kami tidak ingin sungai ini rusak akibat limbah dan sampah plastik” ungkap Alaika Rahmatullah

 

Audit Kesehatan Sungai

 


“Dengan ngintir sepanjang 40 km kami ingin melihat outlet-outlet limbah cair pabrik yang membuang limbahnya tanpa diolah, selama ini pabrik-pabrik ini melakukan kegiatan ugal-ugalan dengan membuang limbah tanpa diolah padahal airnya di gunakan sebagai bahan baku Perusahaan air minum daerah Surabaya dan Gresik”Ungkap Alaika Rahmatullah, lebih lanjut Koordinator kegiatan Aksi Renang menjelaskan bahwa komunitas Ronda Sungai adalah Komunitas Ronda Sungai, sebuah kelompok masyarakat biasa yang gemas Dan cemas pada maraknya pencemaran oleh industri yang membuang limbah tanpa diolah.

tujuan Aksi Renang Ngintir Sungai Brantas Hulu adalah

1. Audit Limbah Cair, monitoring buangan limbah industri yang membuang limbah ke Sungai,

2. Audit Merk Sampah, identifikasi  produsen yang paling banyak ditemukan sampahnya di Sungai dan inventarisasi  jenis sampah plastik paling banyak dibantaran kali, serta

3. Audit mikroplastik, mengukur kadar mikroplastik yang ada di sungai dan limbah cair  khususnya dari industri daur ulang dan industri kertas yang menggunakan bahan baku kertas impor.

4. Audit Bangunan Liar dibantaran sungai

5. Audit Kesehatan dan kelayakan sungai untuk dimanfaatkan untuk kegiatan berenang

Selama dua hari ngintir kali di Wilayah Gresik tim Ronda Sungai menemukan :

1.       117 timbulan sampah plastik yang berserakan di berbagai titik mulai dari Mlirip Mojokerto sampai Bambe Gresik. Timbulan sampah ini berasal dari rumah-rumah illegal yang berdiri di bantaran sungai

2.       Lebih dari 368 Bangunan Liar berupa rumah, tempat usaha, warung, gudang dan bangunan permanen yang melanggar hukum karena berada di bantaran sungai.

3.       Air sungai berbau amis Di wilayah Driyorejo dan Cangkir, disebabkan oleh buangan limbah domestic dari kamar mandi, cuci piring, dan limbah domestic yang dibuang langsung tanpa diolah

4.       4 pabrik potensial dapat menurunkan kualitas air sungai. Air limbah itu berasal dari: PT adiprima suraprinta di Desa Sumengko, air Buangan PDAM Gresik di Desa Krikilan, PT Dayasa aria Prima dan PT Miwon – Daesang di Desa Driyorejo,  Limbah PT Adiprima berwarna coklat dan meribah warna air sungai

5.       Endapan sungai berlumpur dan berbau tak sedap, berbeda dengan wilayah Wringinanom dasar sungai berupa tanah keras (Paras) namun di Wilayah Driyorejo dasar sungai berlumpur hitam dan berbau

6.       Sungai di Penuhi Enceng Gondok yang bisa menyebabkan cepatnya penguapan air, menimbulkan aroma tak sedap karena menghambat aliran air dan jadi tempat sampah bangkai tersangkut.

Kondisi air sungai yang keruh dan berbau jelas menunjukkan telah terjadi penurunan kualitas air. “kami merasakan gatal-gatal dikulit lebih sering saat memasuki wilayah Driyorejo dibandingkan Wilayah Wringinanom, kemungkinan dikarenakan banyaknya limbah domestic dan limbah pabrik yang masuk ke sungai sehingga air menjadi lebih kotor dan tidak bersih lagi” ungkap Zulfikar, salah satu tim Ronda Sungai. Kondisi sungai bisa dikatakan sudah sakit karena sudah tidak aman dijadikan saranan rekreasi atau berenang.

Pemerintah Abaikan Sungai

80% dari survei yang dilakukan pada 600 responden menyebutkan bahwa pemerintah mengabaikan pengelolaan sungai. Hasil survey ini mengkonfirmasi temuan tim Ronda Sungai yang menemukan kondisi sungai Brantas bagian hilir yang tidak terurus.

1.       Pemerintah Kabupaten Gresik harus menyediakan tempat pengelolaan sampah terpadu di setiap Desa yang dilalui Sungai sehingga penduduk tidak ada alasan untuk membuang sampah di Sungai

2.       Pemkab Gresik bersama dengan balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Perum Jasa Tirta I harus melakukan inventarisasi bangunan liar diatas bantaran dan secara bertahap melakukan sosialisasi larangan pemanfaatan bantaran untuk bangunan permanen dengan melakukan edukasi, penegakan hukum dan penertiban bangunan-bangunan liar yang bisa merusak sungai

3.       Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup harus melakukan pengawasan dan upaya penegakan hukum pada industri di sepanjang Sungai Brantas Hilir agar mereka taat pada regulasi pengelolaan limbah cair

4.       Pemerintah, Industri dan masyarakat harus Melakukan pemulihan kesehatan sungai agar Sungai Brantas kembali sehat dan dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan menuju Indonesia Emas.

 

Narahubung Komunitas RONDA SUNGAI : Alaika Rahmatullah/083114966417

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GEDUNG GRAHADI DIGEROJOK LIMBAH CAIR : PEMPROV JATIM NGGAK PUNYA HATI UNTUK SUNGAI BRANTAS

  J umat (13/September/2024) 20 Orang Aktivis Lingkungan berbagai elemen Dari Mahasiswa Universitas NU Surabaya, Mahasiswa Universitas Brawi...