Sabtu, 17 Desember 2022

Daru Setyorini : "Deterjen Ancaman Serius Sungai-Sungai Indonesia"

Dr Daru Setyorini S.Si., MSi Direktur Eksekutuf Ecoton
Sungai Berbusa dan menimbulkan "Unthuk" atau busa putih dan bila dilihat dalam foto akan menyerupai salju adalah fenomena rutin yang terjadi saat musim kemarau di Kota Surabaya, sebelumnya pada tahun 2021 ada di Tambak Wedi dekat Jembatan Suramadu, pada 2 Agustus 2022 terjadi lagi di Kalidami. Untuk membahas fenomena Sungai Salju ini Ceritamundu mewawancari Dr Daru Setyorini S.Si., MSi, Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton). Minggu 18/12/2022 Menjelang Final Piala Dunia di Qatar antara Argentina Vs Perancis.

Aktivitas apa saja yang menyebabkan munculnya fenomena sungai Salju atau Sungai yang dipenuhi Busa di Kota Surabaya?

Suasana Tambak Wedi dipenuhi Salju Detergen

Kegiatan industri dan rumah tangga menghasilkan limbah deterjen yang mengandung surfactant atau
surface active agent. Limbah deterjen di perairan mengakibatkan masalah lingkungan jangka panjang menyebabkan terjadinya akumulasi bahan kimia berbahaya dan beracun sebagaimana diungkap penelitian Deschenes dkk. 1996 dan dikategorikan masalah lingkungan yang berat  oleh Takada dkk. 1992; Abd-Allah 1995. Terjadinya Busa karena tingginya konsentrasi detergen di perairan akibat aktivitas limbah rumah tangga dan limbah Industri. Fenomena Sungai Bersalju karena Detergen saat ini banyak terjadi di Sungai-sungai Di Indonesia, meningkatnya aktivitas Industri dan tingginya Populasi penduduk di Perkotaan di Kawasan Sungai. Harus ada upaya pengolahan limbah Domestik atau Penggunaan Detergen yang ramah Lingkungan.

Kenapa bisa terjadi  (tingginya konsentrasi Detergen di Sungai)?

Fenomena Salju Detergen 2021 di Tambak Wedi Surabaya

Pencemaran limbah deterjen semakin meningkat karena penggunaan yang berlebihan dalam produk rumah tangga, pertanian dan pembersihan. Limbah deterjen mencemari perairan dengan kadar berkisar 0.4 and 40 mg/L (Abel 1974). Di Indonesia sebagian besar limbah deterjen dibuang tanpa penyaringan sehingga meracuni biota perairan karena pemerintah belum membangun sarana pengelolaan limbah cair rumah tangga. Pencemaran limbah domestik di Keputih, Sukolilo, Surabaya menunjukkan konsentrasi surfactant anionik alkylbenzene sulphonate dan fosfat sebesar 10,65 ppm dan 14,148 ppm yang melebihi baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 sebesar 10 ppm.[1] (Catatan Redaksi : Apalagi saat ini banyak produk detergen cair pencuci pakaian, sabun cair dan cairan pembersih lantai yang dibuat oleh industri rumahan dengan minim pengawasan sehingga dimungkinkan konsentrasi detergen lebih banyak dibanding produk industri, apalagi masyarakat menyukai sabun yang berbusa melimpah)

Bisa di jelaskan lebih detail hubungan antara Deterjen dan Surfactan?

Limbah Cair Industri salah satu penyumbang Limbah Detergen di Sungai

Bahan aktif dalam deterjen adalah surfactant, merupakan bahan organik yang ditambahkan pada produk sabun pembersih, pencuci, pelembut kain. Senyawa surfactant terdiri dari perpaduan bahan hidrofobik kuat yang berikatan dengan bahan hidrofilik. Surfactant membasahi permukaan benda dan pembentuk emulsi yang efektif, sehingga kotoran terlepas dari benda yang dicuci. Surfactant akan mengikat minyak, lemak dan kotoran yang menempel pada benda yang ingin dibersihkan, dengan membentuk kation emulsi dan suspensi partikel kotoran  menurut kajian Eaton dkk. 1995). Surfactant adalah bahan kimia yang dapat menurunkan tegangan permukaan air dan mengikat kotoran serta lemak dalam air. Berdasarkan muatan ionnya, surfactant dikelompokkan menjadi anionic (negatif), cationic (positif), non-ionic (netral) dan ampholytic (multi tegangan) seperti bahasan dalam penelitain Myers and Wiley 1988. Surfactant terlarut dan berikatan dengan bahan organik atau kotoran membentuk emulsi, sedangkan senyawa karbonnya tertinggal di air cucian.

Apa Saja komposisi Detergen? 

Deterjen yang umum di pasaran mengandung campuran beberapa jenis surfactants, bahan abrasive, enzim, pengawet, penghambat korosi, pembentuk busa, pencerah warna, pelembut kain, parfum, zat pewarna, dan lain-lain. Deterjen bubuk mengandung campuran bahan aktif surfaktan anionic hingga 10% dan nonionic hingga 6% komposisi bahan, sedangkan deterjen cair mengandung lebih banyak kadar surfactant yang mencapai 10% surfactant anionic dan 20% surfactant nonionic. Bahan pengisi deterjen bubuk adalah sodium sulfat dan bahan penunjang sodium tripolyfosfat (STPP).[2]

Kok Banyak sekali komposisi penyusun Detergen, Komponen Utamanya ada berapa? 

Deterjen umumnya tersusun atas tiga komponen utama yaitu, surfactant sebagai bahan aktif detergen yang berkisar antara 22–30 %, bahan penunjang (senyawa fosfat) dan bahan aditif (pemutih dan pewangi). Jenis surfactant yang banyak digunakan adalah surfactant anionik Linear Alkyl benzene Sulfonat (LAS). LAS dapat terurai pada kondisi aerob yang mengandung oksigen dan mikroorganisme yang cukup, namun degradasi secara alami membutuhkan waktu sekitar 9 hari dan hanya mampu menguraikan 50% (Retno,2009). LAS tidak dapat terurai dalam kondisi perairan anaerob tanpa oksigen, sehingga LAS umumnya tidak dapat terurai secara alami di sungai yang sudah tercemar dan keruh.

 

Bisa disebutkan Komposisi surfaktan dan bahan aditif beberapa jenis deterjen?

a.       deterjen bubuk mengandung surfaktan anionik 19%,

b.      deterjen cair mengandung surfaktan anionic 16% dan zat additiv 1,4%

c.       deterjen cream mengandung bahan aktif sodium alkylbenzene sulfonate 18%, optical brighter 0,06%.

d.   deterjen batang mengandung surfaktan anionik LAS golongan deterjen lunak karena memiliki mata rantai karbon yang tidak bercabang, sehingga lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Apakah benar pendapat orang jika limbah deterjen tidak Berbahaya? 

Relawan Ecoton sedang menguji kadar Phospat Kali Tambaj Wedi

Limbah deterjen sering dianggap tidak berbahaya karena sifatnya dapat terurai dan diperkirakan konsentrasinya hanya sedikit mencemari lingkungan. Tetapi banyak kajian analisis statistic mengungkap fakta surfactant mencemari dengan konsentrasi sangat tinggi dan tidak dapat terurai di perairan berkadar oksigen rendah sehingga membahayakan lingkungan. Anggapan bahwa limbah deterjen tidak berbahaya adalah keliru karena daya racun surfactant telah dibuktikan pada mikroba, tumbuhan dan hewan. Penggunaan deterjen di rumah tangga maupun industri harus dibatasi untuk mengurangi pencemaran surfaktan di lingkungan. Perlu mendorong produsen untuk mengembangkan produk deterjen ramah lingkungan tanpa fosfat dan menggunakan bahan yang aman dan berkelanjutan.

Apasaja Bahan kimia beracun dalam deterjen?

 

1.    Surfactant Anionic Alkilbenzene Sulfonat

Surfaktan yang biasa digunakan dalam deterjen adalah:

a.       Linear alkilbenzene sulfonat, etoksisulfat, alkil sulfat bila dilarutkan dalam air akan berubah menjadi partikel bermuatan negatif, memiliki daya bersih yang sangat baik, dan biasanya berbusa banyak (biasanya digunakan untuk pencuci kain dan pencuci piring).

b.      Etoksilat, tidak berubah menjadi partikel yang bermuatan, busa yang dihasilkan sedikit, tapi dapat bekerja di air sadah (air yang kandungan mineralnya tinggi), dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran.

c.       Senyawa-senyawa amonium kuarterner, berubah menjadi partikel positif ketika terlarut dalam air, surfaktan ini biasanya digunakan pada pelembut (softener).

d.      Imidazolin dan betain dapat berubah menjadi partikel positif, netral atau negatif bergantung pH air yang digunakan. Kedua surfaktan ini cukup kestabilan dan jumlah buih yang dihasilkannnya, sehingga sering digunakan untuk pencuci alat-alat rumah tangga.[3]

 

Surfactant dibuat dari turunan minyak bumi tidak terbaharukan atau minyak nabati hewani, yang selanjutkan diproses dengan berbagai modifikasi kation (Behler et al. 2001). Surfactant anionic jenis sodium dodecyl sulfate (SDS) dihasilkan dari sulfonasi minyak bumi atau minyak nabati hewani berbasis lauril alcohol, sedangkan linear alkylbenzene sulfonate (LAS) dihasilkan sebagai hasil samping produk minyak bumi. SDS adalah molekul linier dengan ekor alkil 12 atom karbon yang berikatan dengan senyawa sulfat, menghasilkan sifat amphiphilic yang dibutuhkan dalam detergen. LAS memiliki rantai alkil hidrofobik dengan kepala hidrofilik berupa cincin benzene dan senyawa sulphonate. Surfaktan merupakan campuran dari 20 senyawa yang memiliki kemiripan sifat dan isomer. Alkil benzene sulfonat yang bercabang tidak dapat terdegradasi secara alami (biodegradable) dan menimbulkan menimbulkan limbah berbusa yang mencemari perairan. Sejak tahun 1965, produsen mulai menggunakan alkil benzene sulfonat yang tidak bercabang.

 

2.    Bahan aktif surfactant Sodium laurylsulfonate (SLS)

Sodium laurylsulfonat untuk meningkatkan daya bersih dan menghasilkan banyak busa. SLS paling banyak digunakan dalam deterjen karena harganya murah dapat diproduksi dari minyak bumi, minyak kelapa dan minyak sawit. Surfactant yang menyerupai SLS adalah sodium laureth sulfat (SLES). SLES adalah turunan SLS yang lebih berbahaya karena proses produksinya dengan reaksi etoksilasi yang menghasilkan zat beracun dioxane yang bersifat karsinogenik. Efek racun SLS masih menjadi kontroversi, namun WHO memberikan peringatan bahaya SLS jika tertelan dan masuk sistem respirasi ke tubuh manusia serta digolongkan bahan yang beracun pada biota perairan.[4]

 

3.    Bahan builder yang mengandung fosfat

Builder dapat meningkatkan efisiensi surfaktan. Builder digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral-mineral yang terlarut, sehingga surfaktan dapat berkonsentrasi pada fungsinya. Selain itu, builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas.

 



[1] Utomo et.al., 2018, Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air Limbah Laundry di Kawasan Keputih, Surabaya Menggunakan Karbon Aktif, Akta Kimindo Vol. 3(1), 2018: 127-140

[2] https://www.researchgate.net/publication/296636421_DETERGENTS_FROM_SEED_DE-OIL_CAKE_PROTEIN_CONCENTRATES

[3] https://www.gurupendidikan.co.id/deterjen-adalah/

[4] https://puracy.com/blogs/spotlight/what-is-sls

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NINA MINTA NORWEGIA IKUT PULIHKAN PENCEMARAN KALI BRANTAS

Nina Menyerahkan Surat Protes kepada Erlend Haugen, Delegasi Norwegia Dalam INC4, di Shaw Centre Ottawa, Kanada (27/April/2024) Aeshnina Mem...